Anggota Knesset Israel hari Kamis (30/06/22) memutuskan untuk membubarkan Knesset setelah ambruknya koalisi yang dipimpin oleh Perdana Menteri Naftali Bennett. Pembubaran parlemen inj membuka jalan bagi pemilihan umum lebih awal yang akan diadakan pada 1 November 2022 yang merupakan pemilu kelima dalam waktu kurang dari empat tahun.
Bennett akan mengundurkan diri pada tengah malam untuk digantikan oleh mitra koalisinya, Menteri Luar Negeri Yair Lapid yang akan memimpin pemerintahan selama pemilihan umum berlangsung yang diperkirakan akan sengit melawan pemimpin oposisi dan mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Yair Lapid, pemimpin Partai Yesh Atid (There Is a Future) bersama Bennett membentuk koalisi delapan partai yang tak terduga setelah pemilihan tahun lalu, namun koalisi itu runtuh minggu lalu dan membuka jalan bagi pemilihan umum baru. Ini juga membuka peluang bagi Mantan Perdana Menteri Israel terlama, Benjamin Netanyahu untuk kembali menjabat meskipun ia sedang diadili dengan tuduhan korupsi.
Bennett dan Lapid sebelumnya menggulingkan Netanyahu, yang partai sayap kanannya Likud diperkirakan akan tetap menguasai suara mayoritas di Knesset pada Juni tahun lalu sekaligus memecahkan kebuntuan politik selama dua tahun.
Sebelum pemungutan suara untuk membubarkan Knesset yang ditunda hingga Kamis pagi, Bennett mengatakan kepada anggota partai sayap kanannya Yamina bahwa dia tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan mendatang, demikian menurut juru bicaranya.
Yair Lapid 58 tahun, adalah mantan pembawa berita Televisi akan menjabat sebagai perdana menteri sementara sampai pemilihan umum diadakan pada akhir Oktober atau awal November ini. Dia ditugaskan untuk membentuk koalisi pemerintahan setelah Netanyahu dan sekutunya gagal mendapatkan mayoritas setelah pemilihan Maret 2021.
Lapid setuju untuk merotasi jabatan perdana menteri dengan Bennett sebagai bagian dari kesepakatan yang menyatukan koalisi. Bennett akan menyerahkan kekuasaan kepadanya pada September 2023.
Ini adalah pemerintahan paling beragam dalam sejarah Israel, menyatukan delapan partai dari seluruh spektrum politik termasuk mereka yang memiliki pandangan ideologis yang berlawanan, termasuk partai Arab independen untuk pertama kalinya sejak 1948.
Terlepas dari upaya Bennett untuk fokus pada isu-isu di mana partai-partai dapat bekerja sama, dia mulai bersengketa menjelang akhir tahun pertamanya dan pemerintahannya menjadi minoritas ketika seorang anggota Yamina mengundurkan diri awal bulan ini.
Netanyahu menyambut baik pengumuman pembubaran Knesset dan menggambarkannya sebagai “kabar baik bagi jutaan orang Israel”.
Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa Partai Likud dan Partai Yesh Atid akan memenangkan kursi jika pemilihan diadakan sekarang, namun tidak ada koalisi yang dapat membentuk pemerintahan mayoritas dan ini akan mengarah pada kebuntuan lebih lanjut.
Sumber: BBC news.