Tersangka milisi Kristen menyerang konvoi 90 muslim pada hari Sabtu di negara bagian Plateau tengah Nigeria, menewaskan sedikitnya 22 orang, kata polisi.
Nigeria barat laut dan tengah selama bertahun-tahun selalu diwarnai pertikaian kekerasan antara penggembala nomaden muslim dan petani kristen diakibatkan masalah sumber daya air dan tanah.
Polisi mengatakan mereka menerima panggilan darurat pada pagi hari bahwa “sekelompok penyerang yang diduga pemuda Irigwe (kebanyakan kristen) menyerang konvoi lima bus yang dipenuhi penumpang muslim.”
“22 orang tewas dan 14 luka-luka,” kata juru bicara polisi Ubah Ogaba dalam sebuah pernyataan, ia menambahkan bahwa 21 orang diselamatkan.
Muhammad Ibrahim, yang melarikan diri, mengatakan serangan itu terjadi di sepanjang jalan Rukuba, di pinggiran Jos, ibu kota negara bagian Plateau.
“Orang-orang Islam itu baru kembali dari negara bagian Bauchi”, kata Ibrahim, “setelah menghadiri sebuah acara untuk merayakan tahun baru Islam”.
Seorang perwakilan pemerintah setempat mengatakan jumlah korban lebih tinggi. “Sangat disayangkan, bahwa kami memiliki insiden buruk ini, orang-orang yang lewat yang tidak bersalah, dicegat, diserang, yang mengakibatkan 25 orang sekarang dipastikan tewas,” kata pejabat pemerintah negara bagian tersebut, Danladi Atu. Dia juga mengatakan upaya sedang dilakukan untuk menyelamatkan mereka yang masih hilang.
Sebuah kelompok lokal yang mewakili para penggembala muslim, Asosiasi Peternak Sapi Miyetti Allah Nigeria, mengatakan bahwa mereka menghitung 25 mayat.
“Kami telah menyiapkan hingga 25 jenazah yang siap dimakamkan,” kata perwakilan lokal Malam Nura Abdullahi.
“Milisi Irigwe menyerang dan menggunakan parang, pisau, dan batu untuk membunuh mereka,” tambahnya.
Gubernur negara bagian Plateau Simon Lalong mengutuk serangan itu.
Dia mengatakan “keamanan telah ditingkatkan di sekitar daerah itu,” dalam sebuah pernyataan dari juru bicaranya Makut Simon Macham.
Polisi mengatakan enam tersangka telah ditangkap dan suasana kembali tenang di daerah tersebut.
Selama bertahun-tahun, Jos menjadi titik nyala perselisihan etnis yang mengadu domba pemuda kristen dan muslim satu sama lain.
Pada September 2001, bentrokan kristen-muslim di sekitar Jos menyebabkan 913 orang tewas, menurut Human Rights Watch.
Kekerasan hanyalah salah satu tantangan yang dihadapi pasukan keamanan Presiden Muhammadu Buhari.
Negara berpenduduk terpadat di Afrika ini juga memerangi pemberontakan 12 tahun di timur laut, penculikan geng di barat laut dan agitasi separatis di bagian tenggara negri.
Sumber : Al Arabiya English News dan beberapa Media lain