Ditengah krisis berkepanjangan yang mendera Lebanon, Presiden Michel Aoun, Senin (26/07/2021) menugaskan pengusaha Lebanon Najib Mikati untuk membentuk pemerintahan baru setelah mememperoleh 72 suara dari mayoritas anggota parlemen.
Dalam konferensi pers kepada media, Mikati mengatakan: “Saya tidak memiliki tongkat sihir (untuk membalikkan keadaan Lebanon yang krisis), namun saya akan mencoba mengumpulkan semua upaya dan potensi yang ada untuk ‘memadamkan kebakaran’ yang telah berlangsung sekian lama di Lebanon”. Statemen Mikati itu disampaikan setelah perdana menteri Lebanon sebelumnya Sa’ad Al-Hariri dan sebelumnya Mustafa Adib gagal membentuk pemerintahan Lebanon.
Lalu siapakah Najib Mikati yang akan menjadi perdana menteri baru Lebanon?
Najib Mikati adalah Pengusaha telekomunikasi Lebanon. Mikati yang seorang Muslim Sunni diharapkan mampu membawa keluar Lebanon dari krisis politik-ekonomi. Mikati yang berusia 65 tahun bersama kakaknya, Taha, memiliki perusahaan investasi M1 Group yang memiliki saham di perusahaan-perusahaan di berbagai industri di seluruh dunia, termasuk perusahaan telekomunikasi Afrika Selatan hingga perusahaan mode Prancis.
Menurut Forbes, Mikati memiliki kekayaan bersih $2,7 miliar (Rp39,1 triliun).
Mikati yang merupakan lulusan Harvard memperoleh 72 suara dari 118 anggota parlemen, cukup untuk membawanya terpilih sebagai PM. Dia didukung oleh sebagian besar partai politik Lebanon termasuk kelompok Muslim Syiah yang didukung Iran, Hizbullah. Namun, Mikati menghadapi tentangan dari partai Presiden Michel Aoun yang seorang Kristen Maronit.
Di antara pendukung Mikati adalah Sa’ad Al-Hariri, yang meninggalkan tawaran untuk membentuk pemerintahan baru minggu lalu setelah hampir 10 bulan gagal menyepakati susunannya dengan Aoun.
Hariri mengatakan kepada wartawan setelah bertemu dengan Aoun bahwa dia berharap Mikati akan dipilih dan berhasil membentuk kabinet. “Negara ini memiliki kesempatan hari ini,” katanya.
Mikati sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri sementara selama tiga bulan pada tahun 2005 setelah peristiwa pembunuhan bom mobil terhadap Rafik Hariri. Kemudian ia juga kembali dilipih pada tahun 2011, dan pada tahun 2013 hingga 2014. Ia juga menjabat sebagai menteri pekerjaan umum dan transportasi di tiga kabinet yang berbeda antara tahun 1998 dan 2004.
Dalam sistem politik Lebanon, jabatan perdana menteri harus dipegang oleh seorang Muslim Sunni, sedangkan kursi kepresidenan dipegang oleh seorang Kristen Maronit.
Trtarabi – DW