Buah-buah Ketakwaan
Dari pembahasan sebelumnya kita telah mengetahui bahwa al-ibadatus salimah (ibadah yang benar) akan menghasilkan ketakwaan di dalam jiwa. Lalu apakah keuntungan yang dapat kita peroleh jika kita menjadi orang yang bertakwa? Berikut ini penjelasan singkatnya.
Pertama, memperoleh ar-rahmah (rahmat Allah Ta’ala).
Hal ini ditegaskan oleh firman-Nya,
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ
“…rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-A’raf, 7: 156)
Dalam ayat ini Allah Ta’ala menegaskan bahwa rahmat, nikmat dan keutamaan dari Allah itu diberikan kepada seluruh mahluk-Nya, termasuk kepada orang-orang kafir. Namun, apa yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepada mereka hanya sementara, tidak abadi dan tidak sempurna; sedangkan rahmat, nikmat, dan keutamaan yang sempurna dan abadi hanya akan dianugerahkan-Nya kepada orang-orang yang bertakwa.
Kedua, memperoleh al-furqan.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqan..” (QS. Al-Anfal, 8: 29)
“…memberikan kepadamu furqan” maksudnya adalah Allah akan memberikan kepada orang-orang bertakwa petunjuk yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang batil, dan petunjuk itu merupakan penolong bagi mereka di kala kesusahan dan sebagai cahaya pelita di kala kegelapan.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hadid, 57: 28)
Ketiga, memperoleh al-barakah (berkah).
Bagi orang-orang yang beriman kepada agama yang dibawa oleh Nabi dan Rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta bertakwa kepada Allah Ta’ala sehingga mereka menjauhkan diri dari segala yang dilarangnya, seperti kemusyrikan dan berbuat kerusakan di bumi, niscaya Dia akan melimpahkan kepada mereka kebaikan dan keberkatan yang banyak, baik yang datang dari langit maupun yang datang dari bumi.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf, 7: 96)
Keempat dan kelima, memperoleh al-makhraj (jalan keluar) dan ar-rizqu (rizki).
Orang-orang yang bertakwa kepada Allah Ta’ala akan diberi dan dimudahkan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya, dan diberikan pula rezeki oleh Allah Ta’ala dari arah yang tiada disangka-sangka yang belum pernah terlintas dalam pikirannya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. At-Thalaq, 65: 2–3)
Keenam, memperoleh al-yusru (kemudahan).
Orang yang bertakwa kepada Allah, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka ia akan dimudahkan urusannya, dilepaskan dari kesulitan yang dialaminya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. At-Thalaq, 65: 4)
Ketujuh dan kedelapan, memperoleh takfirus sayyiat (penghapusan dosa) dan ta’dzimul ajri (dilipatgandakannya pahala).
Orang yang bertakwa kepada Allah Ta’ala dengan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan Nya, niscaya akan dihapus dan diampuni dosanya. Selain itu, dilipatgandakan pula pahala amalnya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
“…barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.” (QS. At-Thalaq, 65: 5)
Kesembilan, memperoleh al-ghufran (ampunan Allah Ta’ala).
Orang-orang yang bertakwa kepada Allah Ta’ala akan dihapus segala kesalahan dan diampuni dosa-dosanya.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Anfal, 8: 29)
*****
Kesimpulannya, dengan bertakwa kepada Allah Ta’ala, seorang manusia akan mendapatkan kebaikan dalam kehidupan di dunia (fid dunya hasanatun) dan kebaikan dalam kehidupan di akhirat (fil akhirati hasanatun), sebagaimana do’a yang sering dipanjatkannya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Dan di antara mereka ada orang yang bendo’a: ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka’” (QS. Al-Baqarah, 2: 201)
Dengan ketakwaan itu mereka pun akan memperoleh al-izzah –keagungan, kehormatan, kemuliaan, dan kekuatan- di sisi Allah Ta’ala.
Adakah sebutan lain yang lebih pantas bagi orang-orang yang mendapat nikmat, keutamaan, mengenal halal dan haram, memiliki kekayaan dan rizki yang berkah, selain sebutan sebagai orang-orang yang memperoleh izzah?
Wallahu A’lam.