Membayar fidyah, boleh dilakukan per hari yaitu setelah terbenamnya matahari di hari dia tidak puasa. Boleh pula setelah berakhirnya bulan Ramadhan, dia mentotalnya. Yang tidak boleh adalah membayar fidyah di awal bulan alias menyegerakannya, seolah dia mengutamakan fidyah dibanding kewajiban puasanya.
Imam Syihabuddin Ar Ramliy mengatakan:
ويتخير في إخراجها بين تأخيرها وبين إخراج قيمة كل يوم فيه أو بعد فراغه، ولا يجوز تعجيل شيء منها لما فيه من تقديمها على وجوبه . انتهى .
Dia boleh memilih dalam mengeluarkan fidyahnya, antara mengakhirkannya atau dia membayarkan harga [uang] untuk tiap-tiap harinya, atau setelah selesainya. Tidak boleh baginya menyegerakan fidyah, sebab itu sama juga mendahului fidyah di atas kewajiban puasanya. (Fatawa Ar Ramli, 2/74)
Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizhahullah mengatakan:
وعليه فأنت مخير بين أن تخرجَ فديةَ كل يوم على حدة بعد استباحة فطره وبين أن تخرج الفدية عن جميع الشهر بعدَ انقضائه.
Atas dasar itu, maka anda bisa memilih mengeluarkan fidyah tiap hari secara masing-masing, setelah dibolehkannya berbuka. Bisa juga mengeluarkan fidyah sepanjang bulan setelah selesai [Ramadhan]. (Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah No. 116475)
Dalam fatwa lain beliau berkata:
وأما إخراجها فيكون بعد رمضان، أو إخراج فدية كل يوم بعد دخول ليلته والأفضل بعد طلوع فجره.
Adapun mengeluarkan fidyah setelah Ramadhan atau setiap hari setelah masuknya malam hari, lebih afdal adalah setelah terbitnya fajar. (Ibid, No. 77217) Demikian. Wallahu A’lam. Wa Shallallahu’ala Nabiyyina Muhammadin wa’ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam.
Sumber: Alfahmu.id – Website Resmi Ustadz Farid Nu’man.