RISALAH
  • Ta’aruf
    • RISALAH.ID
    • FDTI
    • Buku Syarah Rasmul Bayan
    • Kontak Kami
  • Materi Tarbiyah
    • Ushulul Islam (T1)
    • Ushulud Da’wah (T2)
    • Kurikulum FDTI
      • Kelas 1
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Bina Wawasan
        • Kultum
        • Seminar
        • Taushiyah Pembina
      • Kelas 2
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Bina Wawasan
        • Seminar
      • Kelas 3
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Seminar
        • Diskusi Wawasan Islam
      • Kelas 4
        • Mentoring
        • Majelis Rohani
        • Seminar
        • Diskusi Wawasan Islam
    • Akademi Tarbiyah Islamiyah
      • Materi Taklim
      • Materi Majelis Rohani
      • Materi Bina Wawasan
      • Materi Nadwah
    • Al-Arba’un An-Nawawiyah
  • Download
    • Buku Materi
    • Buku dan Materi Presentasi Bahasa Arab
      • Durusul Lughah Al-Arabiyah
      • PowerPoint Durusul Lughah Al-Arabiyah
    • Majalah
    • Power Point Materi Taklim
  • Donasi
Kategori
  • Akhbar Dauliyah (709)
  • Akhlak (64)
  • Al-Qur'an (50)
  • Aqidah (133)
  • Dakwah (26)
  • Fikrah (1)
  • Fikrul Islami (40)
  • Fiqih (120)
  • Fiqih Dakwah (68)
  • Gerakan Pembaharu (22)
  • Hadits (93)
  • Ibadah (12)
  • Kabar Umat (327)
  • Kaifa Ihtadaitu (6)
  • Keakhwatan (5)
  • Kisah Nabi (10)
  • Kisah Sahabat (3)
  • Masyarakat Muslim (13)
  • Materi Khutbah dan Ceramah (76)
  • Musthalah Hadits (3)
  • Rumah Tangga Muslim (6)
  • Sejarah Islam (158)
  • Senyum (2)
  • Taujihat (25)
  • Tazkiyah (42)
  • Tokoh Islam (14)
  • Ulumul Qur'an (7)
  • Wasathiyah (59)
0
2K
RISALAH
Subscribe
RISALAH
  • Ta’aruf
    • RISALAH.ID
    • FDTI
    • Buku Syarah Rasmul Bayan
    • Kontak Kami
  • Materi Tarbiyah
    • Ushulul Islam (T1)
    • Ushulud Da’wah (T2)
    • Kurikulum FDTI
      • Kelas 1
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Bina Wawasan
        • Kultum
        • Seminar
        • Taushiyah Pembina
      • Kelas 2
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Bina Wawasan
        • Seminar
      • Kelas 3
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Seminar
        • Diskusi Wawasan Islam
      • Kelas 4
        • Mentoring
        • Majelis Rohani
        • Seminar
        • Diskusi Wawasan Islam
    • Akademi Tarbiyah Islamiyah
      • Materi Taklim
      • Materi Majelis Rohani
      • Materi Bina Wawasan
      • Materi Nadwah
    • Al-Arba’un An-Nawawiyah
  • Download
    • Buku Materi
    • Buku dan Materi Presentasi Bahasa Arab
      • Durusul Lughah Al-Arabiyah
      • PowerPoint Durusul Lughah Al-Arabiyah
    • Majalah
    • Power Point Materi Taklim
  • Donasi
  • Kisah Nabi

Apakah Adam ‘alaihis salam Manusia Pertama?

  • 18-04-2018
menyongsong kemenangan dakwah e1523415474710

Zhahir (makna yang lebih kuat) dari beberapa nash (teks) Al-Quran menunjukkan bahwa Adam ‘alaihis salam adalah manusia pertama tanpa dapat dibantah seperti terkandung dalam penjelasan berikut ini,

Pertama, penisbatan manusia yang diberikan selalu kepada Adam ‘alaihis salam di mana ada beberapa ayat Al-Quran yang berbunyi:  يَا بَنِي آدَمَ (Hai anak keturunan Adam).[1] Sedangkan tentang Adam ‘alaihis salam sendiri Allah Ta’ala berfirman kepada malaikat:

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: ‘Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah’”. (QS. Shad, 38: 71).

Ini adalah pemberitaan tentang penciptaan makhluk baru di bumi, seperti juga firman-Nya:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً

 “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’” (QS. Al-Baqarah, 2: 30).

Makhluk baru yang diciptakan dari tanah ini adalah awal mula kemunculan manusia dan ia tidak dapat dinisbatkan kecuali kepada Adam ‘alaihis salam. Sedangkan keturunannya diciptakan melalui proses pernikahan antara laki-laki dan perempuan seperti firman-Nya:

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ

“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.” (QS. As-Sajadah, 32: 7-8).

Kedua, dalam hadits tentang syafaat yang terkenal terdapat juga penjelasan bahwa Adam ‘alaihis salam adalah bapak manusia dan bukan orang lain. Disebutkan dalam Shahihain (dua kitab hadits shahih – Shahih Bukhari dan Shahih Muslim) bahwa ketika kesulitan dan keadaan berat menimpa manusia yang bediri di Mahsyar, sebagian orang berkata kepada sebagaian lain agar mendatangi Adam ‘alaihis salam, lalu mereka mendatanginya kemudian berkata:

يَا آدَمُ أَنْتَ أَبُو الْبَشَرِ خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ وَنَفَخَ فِيْكَ مِنْ رُوْحِهِ وَأَمَرَ الْمَلَائِكَةَ فَسَجَدُوْا لَكَ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ…

“Hai Adam, engkau adalah bapak manusia, Allah telah menciptakanmu dengan Tangan-Nya, meniupkan kepadamu langsung ruh ciptaan-Nya, dan memerintahkan malaikat untuk sujud kepadamu lalu merekapun sujud; mintalah syafaat untuk kami kepada Tuhanmu…”[2]

Dari penjelasan di atas tidaklah benar pendapat yang dikemukakan oleh beberapa penulis bahwa telah ada sebelumnya adam-adam lain atau spesies manusia sebelum Adam ‘alaihis salam.

Diantara yang berpendapat demikian adalah Ustadz ‘Afif Thabarah dalam bukunya Ma’al Anbiya Fil Quranil Karim (Bersama Para Nabi dalam Al-Quran) dalam salah satu pembahasan yang berjudul “Adam Bukanlah yang Pertama Kali Tinggal di Bumi”.[3]

Demikian pula yang disebutkan oleh Syaikh ‘Abdul Wahhab An-Najjar dalam bukunya Qashash Al-Anbiya. Al-Fakhr Ar-Razi dalam tafsirnya menyebutkan riwayat dari Al-Imam Muhammad bin Ali Al-Baqir yang mengatakan: “Telah berlalu sebelum Adam ‘alaihis salam, bapak kita, seribu adam lain atau lebih.” Kemudian Al-Fakhr Ar-Razi menanggapi dengan komentar yang mengesankan beliau membolehkannya: “Aku berpendapat bahwa perkataan ini (adanya manusia sebelum Adam ‘alaihis salam) tidak bertentangan dengan keyakinan akan adanya permulaan alam semesta. Bagaimanapun, silsilah manusia harus berakhir kepada manusia pertama, yang juga adalah seorang manusia. Adapun bahwa manusia pertama itu adalah bapak kita Adam ‘alaihis salam, tidak dapat kita tetapkan kecuali melalui dalil sam’i (Al-Quran & Hadits).”[4]

Namun sekali lagi, semua pendapat di atas hanyalah klaim yang bertentangan dengan dalil. Menurut Ustadz Al-Bahi Al-Khuli pendapat seperti itu adalah ijtihad yang penuh ketergelinciran di mana ia mengakibatkan seseorang men-ta’wil-kan[5] ayat-ayat Al-Quran tanpa alasan yang kuat. Dalam kajian ilmiah, ia merupakan madzhab orang-orang yang meninggalkan sesuatu yang meyakinkan (al-yaqin) lalu mengambil dugaan-dugaan (zhan), dan dalam tinjauan agama, ia adalah madzhab mereka yang tidak melepaskan agama dan kehormatannya dari hal-hal yang syubhat.[6]

Diantara adab kita terhadap Al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya kita berhenti atau mencukupkan diri dengan nash-nash keduanya karena nash-nash tersebut tegas dan jelas, kemudian kita menyerahkan apa-apa yang tidak dijelaskan Allah swt dan Rasul-Nya kepada ilmu Allah Ta’ala.

Khalifah dan Khilafah

Al-Quran menyebut Adam, bapak manusia, dengan ungkapan khalifah:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’” (QS. Al-Baqarah, 2: 30).

Apa makna khalifah di sini? Tampaknya dari pertanyaan malaikat kita melihat bahwa ada jenis makhluk sebelumnya yang hidup di bumi berbuat kerusakan dan menumpahkan darah. Mereka adalah kelompok-kelompok jin seperti yang disebutkan oleh hadits riwayat Al-Hakim dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu  bahwa beliau berkata:

كَانَ فِيْهَا – أَيِ فِي الأَرْضِ – قَبْلَ أَنْ يُخْلَقَ – أيْ آدَمَ  – بِأَلْفَيْ عَامٍ الْجِنُّ بَنُو الجَانِّ، فَأَفْسَدُوا فِي الأَرْضِ وَسَفَكُوْا الدِّمَاءَ، فَلَمَّا أَفْسَدُوا فِي الأَرْضِ بَعَثَ اللهُ عَلَيْهِمْ جُنُوْداً مِنَ الْمَلاَئِكَةِ فَضَرَبُوهُمْ حَتَّى أَلْجَأُوْهُمْ بِجَزَائِرِ الْبُحُورِ.

“Dua ribu tahun sebelum Adam diciptakan, bumi ini telah dihuni oleh jin anak keturunan Jaan, mereka berbuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah. Ketika mereka telah berbuat kerusakan, Allah mengutus tentara dari malaikat yang memukul mereka hingga menyingkirkan mereka ke pulau-pulau di lautan.”[7]

Pertanyaan malaikat: “Apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu siapa yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah?” semata-mata ingin mengetahui tentang hikmah penciptaan khalifah berdasarkan pengalaman mereka sebelumnya dengan bangsa jin yang telah berbuat kerusakan dan menumpahkan darah. Atau mungkin pula malaikat memprediksi kerusakan yang akan terjadi berdasarkan ilham dan fitrah mereka yang bersih.

Lalu Allah Ta’ala menjawab dengan firman-Nya: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Maksudnya: Aku mengetahui maslahat yang lebih besar dengan penciptaan khalifah ini dibandingkan kerusakan yang kalian sebutkan. Karena Aku akan menjadikan di antara mereka para Nabi, para Rasul, shiddiqun, syuhada, shalihun, ahli ibadah, orang-orang Zuhud, para wali, orang-orang yang dekat dengan-Ku (muqarrabun), ulama yang beramal, orang-orang yang khusyu’ dan orang-orang yang mengikuti para rasul alahimus salam.

Dapat juga diartikan bahwa khalifah adalah salah satu diantara khulafa (banyak khalifah/pengganti).

ثُمَّ جَعَلْنَاكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ مِنْ بَعْدِهِمْ لِنَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ

“Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat.” (QS. Yunus, 10: 14).

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan Dia lah yang menjadikan kamu para pengganti yang berkuasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-An’am, 6: 165)

هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ فَمَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ وَلَا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ إِلَّا مَقْتًا وَلَا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ إِلَّا خَسَارًا

“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.” (QS. Fathir, 35: 39).

Imam At-Thabarabi meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri bahwa yang dimaksud khalifah adalah keturunan Adam ‘alaihis salam yang menggantikan bapak mereka, juga setiap generasi yang menggantikan generasi sebelumnya.

Ada pula yang mengartikan khalifah dengan khalifatullah (pemegang mandat dari Allah) dalam arti yang melaksanakan hukum-hukum Allah Ta’ala di muka bumi, melaksanakan pesan-pesan Allah Ta’ala dan menjaga hukum-hukum-Nya.  Diantara ayat yang bermakna seperti ini adalah ayat tentang Nabi Dawud ‘alaihis salam,

يَا دَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi.” (QS. Shad, 38: 26).

Sebagian ulama mengecam pendapat yang mengatakan bahwa manusia adalah khalifatullah. Inti alasannya adalah bahwa khalifah adalah pengganti atau wakil bagi pihak yang tidak mampu, tidak hadir atau mangkat. Hal ini tidak laik dinisbatkan kepada Allah Ta’ala yang selalu bersama hamba mengawasi mereka,

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

“dan dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid, 57: 4)

مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَى مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا

“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan dia berada bersama mereka di manapun mereka berada.” (QS. Al-Mujadilah, 58: 7).

Mungkin juga mereka mengambil kisah yang disebutkan oleh Ibnu Khaldun dalam Mukaddimah-nya bahwa Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu melarang sahabat yang memanggilnya khalifah Allah, beliau mengatakan: “Aku adalah khalifah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[8]

Sebenarnya keberatan ini tidak perlu terjadi karena makna yang mereka jelaskan dari ungkapan khalifatullah cukup jauh dari pemikiran seorang muslim. Tetapi makna yang hadir dalam benak seorang muslim dari kalimat khalifatullah adalah manusia sebagai khalifah Allah Ta’ala dalam menyebarkan aqidah tauhid, rambu kebaikan dan keadilan di muka bumi ini.

Abus-Su’ud mengatakan dalam tafsirnya: “Yang dimaksudkan dengan khilafah dari sisi Allah Ta’ala adalah dalam melaksanakan hukum-hukum-Nya, menerapkan perintah-perintahNya pada manusia pengelolaan makhluk lainnya. Dan khilafah hanya diberikan kepada penghuni bumi.”[9] Fakhrurrazi dan An Nasafi menyebutkan senada dengannya. [10]

Hanya saja Al Khazin melakukan tarjih: “Dan yang benar adalah bahwa ia dinamankan khalifah karena menjadi kahlifah Allah di muka bumi untuk menegakkan ketentuan dan menerapkan keputusan-Nya.”[11]

Selanjutnya, bahwa manusia itu tidak diciptakan tanpa tujuan atau main-main:

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

“Maka Maha Tinggi Allah, raja yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” QS. Al Mukminun: 116

Hanya saja ia berperan untuk menjadi khalifah di muka bumi, menegakkan kebenaran dan keadilan, menebar kebaikan, kemaslahatan dan ketaqwaan di sana, mengumandangkan kalimat Allah Ta’ala dengan menegakkan sunnah kauniyah dan syar’iyyah di sana.

Firman Allah Ta’ala,

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.Al An’am: 165)

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”  (QS. Al Mulk: 1-2)

Maka hendaklah manusia memikul perannya dengan sungguh-sungguh dan bersemangat, dan merasakan adanya pertanggungjawaban dan bahaya di baliknya.

Bersambung:

  1. Penghormatan dan Pemuliaan Adam ‘alaihis salam
  2. Pelajaran dari Kisah Adam ‘alaihis salam

Catatan Kaki:

[1] Ada 5 ayat Al-Quran yang mengandung ungkapan “Ya Bani Adam”: empat ayat di surat Al-Araf (surat ke-7) yaitu ayat 26, 27, 31 dan 35, dan satu ayat di surat Yasin (surat ke-36) ayat 60. (Penerjemah).

[2] Shahih Bukhari: Kitab At-Tauhid, Bab Firman-Nya “Allah berbicara kepada Musa” hadits No 6962; Shahih Muslim: Kitab Al-Iman, Bab Kedudukan Terendah Penghuni Surga, hadits No 287. Teks di atas adalah lafazh Muslim.

[3] Hal 45, cetakan ke-empat.

[4] Tafsir Ar-Razi: V/267, cetakan kedua – 1324 H ketika menafsirkan ayat-ayat di surat Al-Fajr.

[5] Ta’wil dalam hal ini maksudnya: beralih dari makna yang lebih kuat (misalnya makna hakiki) ke makna yang lebih lemah (misalnya makna kiasan). Ta’wil baru dibenarkan jika ia didukung oleh dalil yang kuat. (Penerjemah).

[6] Kitab: Adam alaihis salam, hlm 124, cetakan ke-3 – 1394 H.

[7] Tafsir At-Thabari I/157 cetakan ke-3, th 1398 H.

[8] Mukaddimah Ibnu Khaldun, hlm 191, cetakan IV, thn 1398 H.

[9] المرجع السابق، ص: 81

[10] انظر: في ذلك كتب التفسير لهؤلاء العلماء عند تفسير أية الخلافة في سورة البقرة .

[11]             تفسير الخازن ، ج 1/ ص: 40 .

Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Share 0
Share 0
Topik berkaitan
  • Adam Manusia Pertama
  • Nabi Adam
admin

Previous Article
unta
  • Kisah Nabi

Apakah Adam ‘alaihis salam Seorang Nabi dan Rasul?

  • 18-04-2018
View Post
Next Article
syakhshiyah
  • Kisah Nabi

Penghormatan dan Pemuliaan Adam ‘alaihis salam

  • 19-04-2018
View Post
Anda Mungkin Juga Menyukai
exodus
View Post
  • Kisah Nabi

Kisah Nabi Musa dan Bani Israil

mesir
View Post
  • Kisah Nabi

Dakwah Nabi Musa kepada Fir’aun

hyksos
View Post
  • Kisah Nabi

Manhaj Dakwah dalam Kisah Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam

bahtera nuh
View Post
  • Kisah Nabi

Nabi Nuh ‘Alaihis Salam

adam
View Post
  • Kisah Nabi

Pelajaran dari Kisah Adam ‘Alaihissalam

syakhshiyah
View Post
  • Kisah Nabi

Penghormatan dan Pemuliaan Adam ‘alaihis salam

unta
View Post
  • Kisah Nabi

Apakah Adam ‘alaihis salam Seorang Nabi dan Rasul?

ibadah
View Post
  • Kisah Nabi

Risalah Adam ‘alahis salam

5 comments
  1. mualim007 berkata:
    06-08-2018 pukul 20:02

    Legenda penciptaan Adam di ambil dari Legendary penciptaan Promotheus dari Agama Kuno Yunani, di pinjam oleh Agama Yahudi, kemudian di teruskan kepada Kristen dan Islam.

    Balas
  2. Sam Ahmad oke berkata:
    23-02-2020 pukul 08:23

    Ma’af . . , dari semua dalil diatas, tidak ada satupun yang menyatakan secara lugas jika Adam adalah manusia pertama 🙏🙏🙏

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk Anda Para Pembina Umat!
Trending
  • IM Yordania 1
    • Akhbar Dauliyah
    Pernyataan IM Terkait Penangkapan Terbaru di Yordania
    • 24-04-2025
  • Shahifah Ukhuwah MUI scaled 2
    • Kabar Umat
    10 Butir Shahifah Ukhuwah: Komitmen MUI Bersama 62 Ormas Islam untuk Jaga Persatuan Bangsa
    • 24.04.25
  • Brigade Izzudin Al Qasam 3
    • Akhbar Dauliyah
    Siapa Lebih Dulu Tumbang: Penjajah Israel atau Hamas?
    • 26-04-2025
  • Langit Gaza 4
    • Akhbar Dauliyah
    Gaza: Medan Tempur yang Kian Membalikkan Keadaan
    • 26.04.25
  • Palestina 09102023 5
    • Akhbar Dauliyah
    Perang Siang Bolong: Al-Qassam Mengguncang Dominasi Penjajah israel di Gaza Utara
    • 27.04.25
  • Kebakaran Israel 6
    • Akhbar Dauliyah
    Kebakaran Besar Melanda Al-Quds Terjajah, Israel Minta Bantuan Internasional
    • 30.04.25

Forum Dakwah & Tarbiyah Islamiyah adalah Perkumpulan yang didirikan untuk menggalakan kegiatan dakwah dan pembinaan kepada masyarakat secara jelas, utuh, dan menyeluruh.

Forum ini berupaya menyampaikan dakwah dan tarbiyah Islamiyah kepada masyarakat melalui berbagai macam kegiatan dakwah.

Kegiatan dakwah FDTI dilandasi keyakinan bahwa peningkatan iman dan taqwa tidak mungkin dapat terwujud kecuali dengan melakukan aktivitas nasyrul hidayah (penyebaran petunjuk agama), nasyrul fikrah (penyebaran pemahaman agama), dan amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan melarang kemungkaran).

Tag
Afghanistan Al-Aqsha Arab Saudi Arbain Nawawiyah covid-19 Erdogan Gaza hadits arbain Hamas hizbullah Ikhwanul Muslimin india Irak Iran Israel Kemenag Lebanon Ma'rifatul Islam materi khutbah jum'at materi tarbiyah Mesir Muhammadiyah MUI Nahdlatul Ulama Pakistan Palestina Penjajah Israel Persis pks Qatar qawaidud da'wah Ramadhan rasmul bayan Rusia Saudi Arabia sirah nabawiyah Sudan Suriah Taliban Tunisia Turki ushulud da'wah ushulul Islam Wasathiyah Yaman
Komentar Terbaru
  • Dedeh Kurniasih pada Al-Mukhtashar fi Tafsir Al-Qur’anul Karim: QS. Al-Baqarah ayat 21-27
  • Ta’wil Sifat Allah Menurut Salaf - Rosail Store pada Salaf dan Takwil Sifat-sifat Allah
  • Risalah pada Al-Mukhtashar fi Tafsir Al-Qur’anul Karim: QS. Al-Baqarah ayat 21-27
  • Cahyo three pada Al-Mukhtashar fi Tafsir Al-Qur’anul Karim: QS. Al-Baqarah ayat 21-27
  • SYAHBUDIN HASYIM pada Downlod Gratis: 30 Materi Ceramah Ramadhan!
  • Risalah pada Mukadimah Sirah Nabawiyah
Menebar Hidayah ISLAM
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Ketentuan
  • Sitemap

Input your search keywords and press Enter.