Makna Dakwah dalam Al-Qur’an
Secara bahasa, kata ‘dakwah’ banyak disebutkan dalam Al-Qur’an dengan beragam makna. DR. Muhammad Ishmat merangkum makna ‘dakwah’ dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
Pertama, at-thalabu (اَلطَّلَبُ), meminta, menuntut, atau mengharapkan. Makna seperti ini disebutkan dalam ayat:
لَا تَدْعُوا الْيَوْمَ ثُبُورًا وَاحِدًا وَادْعُوا ثُبُورًا كَثِيرًا
(Akan dikatakan kepada mereka): “Jangan kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak” (QS. Al-Furqan, 25:14)
Kedua, an-Nida (اَلنِّدَاءُ), menyeru atau memanggil. Makna seperti ini disebutkan dalam ayat:
وَيَوْمَ يَقُولُ نَادُوا شُرَكَائِيَ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُمْ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ مَوْبِقًا
“Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Dia berfirman: ‘Serulah olehmu sekalian sekutu-sekutu-Ku yang kamu katakan itu’. Mereka lalu memanggilnya tetapi sekutu-sekutu itu tidak membalas seruan mereka dan Kami adakan untuk mereka tempat kebinasaan (neraka).” (QS. Al-Kahfi, 18:52)
Ketiga, as-Su-alu (اَلسُّؤَالَ), bertanya, memohon, atau meminta. Makna seperti ini disebutkan dalam ayat:
قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا لَوْنُهَا ۚ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَاءُ فَاقِعٌ لَوْنُهَا تَسُرُّ النَّاظِرِينَ
“Mereka berkata: ‘Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya’. Musa menjawab: ‘Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya’” (QS. Al-Baqarah, 2:69)
Keempat, al-hatsa wat tahridhu ‘ala fi’lis syai’ (اَلْحَثُّ وَالتَّحْرِيْضُ عَلَى فِعْلِ شَيْءٍ), mendorong untuk melakukan sesuatu. Makna seperti ini disebutkan dalam ayat:
وَيَا قَوْمِ مَا لِي أَدْعُوكُمْ إِلَى النَّجَاةِ وَتَدْعُونَنِي إِلَى النَّارِ
“Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka?” (QS. Al-Mu’min, 40:41)
Kelima, al-Istighatsatu (اِلاِسْتِغَاثَةُ), meminta pertolongan. Makna seperti ini disebutkan dalam ayat:
قُلْ أَرَأَيْتَكُمْ إِنْ أَتَاكُمْ عَذَابُ اللَّهِ أَوْ أَتَتْكُمُ السَّاعَةُ أَغَيْرَ اللَّهِ تَدْعُونَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Katakanlah: ‘Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang kepadamu hari kiamat, apakah kamu menyeru (tuhan) selain Allah; jika kamu orang-orang yang benar!’” (QS. Al-An’am, 6:40)
Keenam, al-Amru (اَلأَمْرُ), memerintahkan. Makna seperti ini disebutkan dalam ayat:
وَمَا لَكُمْ لَا تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۙ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ لِتُؤْمِنُوا بِرَبِّكُمْ وَقَدْ أَخَذَ مِيثَاقَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Hadid, 57:8)
Ketujuh, ad-du’a (اَلدُّعَاءُ), doa. Makna seperti ini disebutkan dalam ayat:
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf, 7:55)
Makna Dakwah Secara Istilah
Dakwah adalah:
دَعْوَةُ النَّاسِ إِلَى اللهِ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ حَتَّى يَكْفُرُوْا بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنُوْا بِاللهِ وَ يَخْرُجُوْا مِنْ ظُلُمَاتِ الْجَاهِلِيَّةِ إِلَى نُوْرِ الإِسْلاَمِ
“Menyeru manusia kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, sehingga mereka mengingkari thaghut dan beriman kepada Allah serta keluar dari kegelapan jahiliyah kepada cahaya Islam.”
Definisi dakwah di atas disandarkan kepada tiga ayat berikut ini:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl, 16: 125)
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah, 2: 256)
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah, 2: 257)
Kata-kata Kunci Memahami Makna Ad-Da’wah
Makna menyeru manusia kepada Allah adalah menyeru manusia kepada agama-Nya, yakni agama Islam.
Sedangkan makna bil-hikmah wal mauidhatil hasanah (dengan hikmah dan pelajaran yang baik) dalam QS. An-Nahl ayat 125 adalah:
- Dengan cara bijakasana yang telah Allah wahyukan kepadamu di dalam al-qur’an dan -sunnah. Dan bicaralah kepada manusia dengan metode yang sesuai dengan mereka, dan nasihati mereka dengan baik-baik yang akan mendorong mereka menyukai kebaikan dan menjauhkan mereka dari keburukan (Tafsir Al-Muyassar, Kementrian Agama Saudi Arabia).
- Dengan cara yang sesuai dengan keadaan objek dakwah, pemahaman dan ketundukannya, melalui nasihat yang mengandung motivasi dan peringatan (Tafsir Al-Mukhtashar, Markaz Tafsir Riyadh).
- Dengan ucapan yang benar dan mengandung hikmah. Pendapat lain mengatakan, yakni dengan bukti-bukti yang menimbulkan keyakinan. Wal mauidhatil hasanah, yakni ucapan yang baik dan indah bagi pendengarnya yang meresap ke dalam hati sehingga dapat meyakinkannya dan menjadikannya mau untuk mengamalkannya (Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Syaikh Muhammad Sulaiman Al-Asyqar).
- Dengan perkataan yang penuh hikmah yang menjelaskan tentang kebenaran, yaitu dengan dalil nyata dan tidak samar, dengan peajaran yang bermanfaat serta ucapan yang baik dan lemah lembut tanpa menyakiti. (Tafsir Al-Wajiz, Syaikh Wahbah Az-Zuhaili).
- Dengan Al-Qur’an dan perkataan yang bijak dan benar, berdasarkan dalil yang menjelaskan kebenaran. Wal mauidhatil hasanah, yaitu pelajaran-pelajaran dari Al-Qur’an, dan erkataan lembut dan baik (Aisarut Tafsir, Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi)
- Hikmah artinya tepat sasaran; yakni dengan memposisikan sesuatu pada tempatnya. Termasuk ke dalam hikmah adalah berdakwah dengan ilmu, berdakwah dengan mendahulukan yang terpenting, berdakwah memperhatikan keadaan mad’u (orang yang didakwahi), berbicara sesuai tingkat pemahaman dan kemampuan mereka, berdakwah dengan kata-kata yang mudah dipahami mereka, berdakwah dengan membuat permisalan, berdakwah dengan lembut dan halus. Adapula yang menafsirkan hikmah di sini dengan Al Qur’an. Wal mauidhatil hasanah, yakni nasehat yang baik dan perkataan yang menyentuh. Termasuk pula memerintah dan melarang dengan targhib (dorongan) dan tarhib (menakut-nakuti). Misanya menerangkan maslahat dan pahala dari mengerjakan perintah dan menerangkan madharrat dan azab apabila mengerjakan larangan (Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an, Marwan Hadidi bin Musa).
- Dengan hikmah, yaitu tegas, benar, serta bijak, dan dengan pengajaran yang baik (Tafsir Ringkas, Kementrian Agama RI).
Makna yakfuru bi-thaghuti wa yu’min billah dalam QS. Al-Baqarah ayat 256 adalah:
- Kafir pada semua sesembahan selain Allah dan beriman kepada Allah (Tafsir Al-Muyassar, Kementrian Agama Saudi Arabia)
- Ingkar kepada segala sesuatu yang disembah selain Allah dan berlepas diri darinya, kemudian beriman kepada Allah semata (Tafsir Al-Mukhtashar, Markaz Tafsir Riyadh).
- Mengingkari thaghut yakni dukun, syaithan, berhala, dan seluruh pemimpin kesesatan (Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Syaikh Muhammad Sulaiman Al-Asyqar)
- Kafir kepada taghut yaitu segala hal yang meniadakan keimanan kepada Allah dari kesyirikan dan lainya (Tafsir As-Sa’di, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di).
- Ingkar kepada thagut, yaitu setan dan apa saja yang dipertuhankan selain Allah, dan beriman kepada Allah (Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI)
Makna yukhrijunahum minan nuri iladz dzulumat dalam QS. Al-Baqarah ayat 257 adalah:
- Mengeluarkan mereka dari berbagai kegelapan kekafiran menuju cahaya iman (Tafsir Muyassar, Kementrian Agama Saudi Arabia)
- Dia membimbing, menolong dan mengeluarkan mereka dari gelapnya kekafiran dan kebodohan menuju terangnya iman dan ilmu (Tafsir Al-Mukhtashar, Markaz Tafsir Riyadh)
- Dia mengeluarkan mereka dari gelapnya kekufuran, kebingungan dan kebodohan menuju cahaya hidayah, keimanan dan ilmu pengetahuan (Tafsir Al-Wajiz, Syaikh Wahbah Az-Zuhaili).
- Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan kejahilan, kekufuran, kemaksiatan, kelalaian, kepada ketaatan, dan penerimaan yang total terhadap RabbNya, dan Allah menerangi hati mereka dengan apa yang dipancarkaNya ke dalamnya dari cahaya wahyu dan keimanan, memudahkan mereka kepada kemudahan, dan menjauhkan mereka dari perkara yang sulit (Tafsir As-Sa’di, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di)
- Dia memelihara, mengangkat derajat, dan menolong mereka. Salah satu bentuk pertolongan-Nya adalah dia selalu terus menerus mengeluarkan dan menyelamatkan mereka dari kegelapan kekufuran, kemunafikan, keraguan, dorongan mengikuti setan, dan hawa nafsu, kepada cahaya keimanan dan kebenaran. Cahaya iman apabila telah meresap ke dalam kalbu seseorang akan menerangi jalannya, dan dengannya ia akan mampu menangkal kegelapan dan menjangkau sekian banyak hakikat dalam kehidupan (Tafsir Ringkas, Kementrian Agama RI).
Demikianlah uraian singkat ini, semoga menumbuhkan pemahaman kita tentang makna ad-da’wah.