RISALAH
  • Ta’aruf
    • RISALAH.ID
    • FDTI
    • Buku Syarah Rasmul Bayan
    • Kontak Kami
  • Materi Tarbiyah
    • Ushulul Islam (T1)
    • Ushulud Da’wah (T2)
    • Kurikulum FDTI
      • Kelas 1
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Bina Wawasan
        • Kultum
        • Seminar
        • Taushiyah Pembina
      • Kelas 2
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Bina Wawasan
        • Seminar
      • Kelas 3
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Seminar
        • Diskusi Wawasan Islam
      • Kelas 4
        • Mentoring
        • Majelis Rohani
        • Seminar
        • Diskusi Wawasan Islam
    • Akademi Tarbiyah Islamiyah
      • Materi Taklim
      • Materi Majelis Rohani
      • Materi Bina Wawasan
      • Materi Nadwah
    • Al-Arba’un An-Nawawiyah
  • Download
    • Buku Materi
    • Buku dan Materi Presentasi Bahasa Arab
      • Durusul Lughah Al-Arabiyah
      • PowerPoint Durusul Lughah Al-Arabiyah
    • Majalah
    • Power Point Materi Taklim
  • Donasi
Kategori
  • Akhbar Dauliyah (709)
  • Akhlak (64)
  • Al-Qur'an (50)
  • Aqidah (133)
  • Dakwah (26)
  • Fikrah (1)
  • Fikrul Islami (40)
  • Fiqih (120)
  • Fiqih Dakwah (68)
  • Gerakan Pembaharu (22)
  • Hadits (93)
  • Ibadah (12)
  • Kabar Umat (327)
  • Kaifa Ihtadaitu (6)
  • Keakhwatan (5)
  • Kisah Nabi (10)
  • Kisah Sahabat (3)
  • Masyarakat Muslim (13)
  • Materi Khutbah dan Ceramah (76)
  • Musthalah Hadits (3)
  • Rumah Tangga Muslim (6)
  • Sejarah Islam (158)
  • Senyum (2)
  • Taujihat (25)
  • Tazkiyah (42)
  • Tokoh Islam (14)
  • Ulumul Qur'an (7)
  • Wasathiyah (59)
0
2K
RISALAH
Subscribe
RISALAH
  • Ta’aruf
    • RISALAH.ID
    • FDTI
    • Buku Syarah Rasmul Bayan
    • Kontak Kami
  • Materi Tarbiyah
    • Ushulul Islam (T1)
    • Ushulud Da’wah (T2)
    • Kurikulum FDTI
      • Kelas 1
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Bina Wawasan
        • Kultum
        • Seminar
        • Taushiyah Pembina
      • Kelas 2
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Bina Wawasan
        • Seminar
      • Kelas 3
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Seminar
        • Diskusi Wawasan Islam
      • Kelas 4
        • Mentoring
        • Majelis Rohani
        • Seminar
        • Diskusi Wawasan Islam
    • Akademi Tarbiyah Islamiyah
      • Materi Taklim
      • Materi Majelis Rohani
      • Materi Bina Wawasan
      • Materi Nadwah
    • Al-Arba’un An-Nawawiyah
  • Download
    • Buku Materi
    • Buku dan Materi Presentasi Bahasa Arab
      • Durusul Lughah Al-Arabiyah
      • PowerPoint Durusul Lughah Al-Arabiyah
    • Majalah
    • Power Point Materi Taklim
  • Donasi
  • Aqidah

Tafakkur Tentang Awan dan Makanan (Bag. 1)

  • 02-12-2020
field clouds sky earth 46160

Awan: Cairan yang Mengambang

Awan adalah air yang mengambang di udara. Jika dalam jumlah yang banyak maka akan terbentuk hujan lebat yang turun ke bumi menghasilkan air sumur, sungai, telaga, dan mata air yang dapat kita minum, kita gunakan untuk menyiram tanaman, dan diminum pula oleh hewan ternak kita.

أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَسَلَكَهُۥ يَنَٰبِيعَ فِى ٱلْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِۦ زَرْعًا مُّخْتَلِفًا أَلْوَٰنُهُ

“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya.” (QS. Az-Zumar, 39: 21).

Bagaimana Awan Terbentuk?

Allah Ta’ala mengirimkan panas matahari untuk menguapkan air di permukaan laut. Uap air laut yang telah menjadi tawar naik ke atas namun hanya sampai ke ketinggian tertentu agar ia dapat menjadi rahmat bagi hamba-hamba Allah Ta’ala. Demikianlah Allah Ta’ala menetapkan sunnah-Nya di alam semesta, Ia tetapkan air laut yang asin berubah menjadi hujan yang tawar dan amat dibutuhkan oleh manusia.

Bagaimana sunnatullah dalam pembentukan awan Ini?

Pertama, Allah Ta’ala menjadikan panas matahari serta angin sebagai penyebab naiknya uap air laut ke ketinggian yang melebihi ketinggian gunung agar kumpulan uap air itu tidak terhalang oleh gunung ketika ia bergerak dari atas laut menuju tengah-tengah daratan. Allah Ta’ala menguapkan air laut tanpa disertai unsur garamnya agar dapat diminum oleh manusia, hewan dan tumbuhan.

أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاءَ الَّذِي تَشْرَبُونَ  أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُونَ  لَوْ نَشَاءُ جَعَلْنَاهُ أُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُونَ

“Maka Terangkanlah kepadaKu tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?” (QS. Al-waqi’ah, 56: 68-70).

Kedua, Allah Ta’ala Dialah yang telah menjadilkan angin dan panas matahari sebagai sebab terangkatnya uap air dari laut melebihi tinggi rata-rata gunung seperti firman-Nya:

وَهُوَ ٱلَّذِى يُرْسِلُ ٱلرِّيَٰحَ بُشْرًۢا بَيْنَ يَدَىْ رَحْمَتِهِۦ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ

“Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus.”  (QS. Al-A’raf, 7: 57).

Makna أقَلَّّتْ   pada ayat di atas adalah membawa dan mengangkat.

AllahTa’ala menjadikan suhu yang dingin di udara semakin dingin sampai pada ketinggian 8 mil saja. Ini membuat air tidak dapat melebihi ketinggian tersebut.

Mengapa semakin ke atas suhu semakin dingin?

Seharusnya semakin kita naik ke atas kita akan semakin merasakan panas karena jarak dengan matahari relatif semakin dekat. Namun di bawah ketinggian 8 mil keadaan justru sebaliknya. Ini dimaksudkan agar uap air tidak terus naik ke atas sehingga tidak kering atau hilang.

وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّٰهُ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍۭ بِهِۦ لَقَٰدِرُونَ

“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan Sesungguhnya kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.” (QS. Al-Mu’minun, 23: 18).

Bagaimana pengumpulan uap air dapat terjadi?

Uap air itu amat ringan dan tak dapat dilihat, karenanya ia naik ke atas. Lalu Allah Ta’ala mengirim angin yang membawa zat-zat tertentu yang berfungsi mengumpulkan uap-uap air itu di sekelilingnya sehingga terbentuk gumpalan besar uap air yang kita lihat sebagai awan. Awan yang berat dengan uap air itu membantunya untuk tidak terus naik ke atas.

ٱللَّهُ ٱلَّذِى يُرْسِلُ ٱلرِّيَٰحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُۥ فِى ٱلسَّمَآءِ كَيْفَ يَشَآءُ وَيَجْعَلُهُۥ كِسَفًا فَتَرَى ٱلْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَٰلِهِۦ ۖ فَإِذَآ أَصَابَ بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦٓ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ

“Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Ar-Rum, 30: 48).

Di samping kedua sunnatullah yang telah disebutkan–yakni naiknya uap air laut di atas ketinggian gunung dan sunnah Allah swt berupa tertahannya gumpalan awan yang berisi uap air pada ketinggian 8 mil–juga terdapat ni’mat lain bagi manusia, sunnatullah yang ketiga berupa bergeraknya awan yang telah berisi air itu menuju ke atas daratan yang dihuni manusia, hewan dan tumbuhan.

وَهُوَ ٱلَّذِى يُرْسِلُ ٱلرِّيَٰحَ بُشْرًۢا بَيْنَ يَدَىْ رَحْمَتِهِۦ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنزَلْنَا بِهِ ٱلْمَآءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِۦ مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ ٱلْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al-a’raf , 7: 57).

Renungkanlah bagaimana ukuran kecepatan angin yang amat sesuai dengan berat dan kepekatan awan sehingga tidak membawa dampak kehancuran. Allah Ta’ala telah memberikan beberapa pelajaran kepada kita dengan angin yang menghancurkan yang kecepatannya 75 mil per jam. Dan bila kecepatannya mencapai 200 mil per jam maka angin itu tidak akan menyisakan apapun.

Ketahuilah, betapa besar pengaruh rahmat Allah Ta’ala kepada kita, dan ingatlah bahwa angin dengan kecepatan tinggi itu ada pada ketinggian  5 mil saja di atas kepala kita di mana arus angin dengan kecepatan 200 mil per jam tersebut berada 5 mil di atas permukaan laut. Jika angin dengan kecepatan 200 mil perjam ini turun beberapa mil saja pasti semua struktur kehidupan akan rusak setelah ia merusak sistem pengaturan hujan. Perlu diketahui bahwa daerah di atas angin penghancur ini adalah daerah yang tak berangin. Jika urutan ini terbalik maka rusaklah semua sistem yang telah ada. Anda lihat bagaimana perencanaan dan program yang amat sempurna di atas permukaan bumi ini.

Keempat, adalah sunnatullah turunnya hujan berupa butiran-butiran air yang kecil bukan air bah yang dapat menghancurkan segala sesuatu.

Kelima, sunnatullah mengalirnya sungai-sungai yang berpencar di permukaan bumi seperti pembuluh darah bagi tubuh manusia.

Keenam, sunnatullah menyerapnya sebagian besar air ke dalam bumi agar air tidak tercemar dan agar tanah laik untuk ditelusuri tanpa gangguan air.

Ketujuh, sunnatullah tersimpannya air di dalam bumi dengan jarak yang tidak jauh sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia berupa mata air atau sumur. Air ini tertahan oleh bebatuan yang seperti bejana penampung air sehingga tidak menembus ke kedalaman bumi yang tak terjangkau manusia.

Firman Allah Ta’ala,

قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِنْ أَصْبَحَ مَآؤُكُمْ غَوْرًا فَمَن يَأْتِيكُم بِمَآءٍ مَّعِينٍۭ

“Katakanlah: ‘Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (QS. Al-Mulk, 67: 30).

Jadi,

  • Di bumi ini ada program sempurna yang bekerja di bawah perintah Penciptanya dengan amat rapi dan teratur.
  • Ada pula sunnatullah yang tetap, berkadar, dan sangat rapi yang bekerja membentuk air hujan, mengangkat air dari laut ke ketinggian di atas gunung setelah dihilangkan unsur garamnya, kemudian air itu dikirim untuk semua makhluk yang membutuhkannya di tengah-tengah daratan luas dengan menurunkannya dalam bentuk tetesan lembut yang bermanfaat dan tidak membahayakan. Lalu ia menjadi sungai-sungai yang penuh manfaat atau diserap ke dalam bumi agar tidak menganggu kehidupan dan agar terjaga dari polusi serta menjadi cadangan air yang ditampung dengan jarak tidak jauh dari permukaan bumi oleh wadah dari bebatuan.

Yang Mengabulkan Doa

Tanyakan kepada orang-orang bijak tentang rahmat Tuhan-mu Yang Maha Mengabulkan doa, tanyakan tentang pengabulan-Nya akan permohonan dan rintihan orang-orang yang terjepit dan terhimpit.

Tanyakan betapa banyak tanah tandus saat hujan tak jua turun, lalu kaum muslimin keluar seperti yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyeru Tuhan mereka sepenuh harapan. Ketika suatu kaum jujur dan tulus dalam doanya Allah Ta’ala menjawab doa mereka dan menurunkan hujan yang penuh rahmat. Hal ini disaksikan dan dialami oleh jutaan kaum muslimin di segala penjuru bumi.

Itulah bukti nyata yang dengannya kita mengetahui bahwa Pencipta hujan adalah Zat yang Mengabulkan doa.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah, 2: 186).

Untuk Direnungkan:

  • Siapakah Pemilik program sempurna dan bijaksana dalam pengaturan bumi?
  • Siapakah yang telah menetapkan hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan yang amat teratur, detil, dan sempurna?
  • Siapakah yang telah mendengar doa para pemohon dan menjawabnya? Menciptakan awan dan menurunkan hujan?
  • Berhala tidak mampu berbuat sesuatu dan memikirkan apapun.
  • Alam yang buta, tuli dan bisu tidak memiliki kehendak dan pengaturan.
  • Ataukah ketiadaan yang menciptakan, memprogram, mengadakan, membentuk, menentukan ukuran, menyempurnakan, mendengar, dan menjawab? Padahal ketiadaan –  sesuai namanya – tidak memiliki wujud, lalu bagaimana mungkin keberadaan muncul dari suatu yang tidak ada?!
  • Ataukah justru fenomena alam ini semua sedang berbicara kepada akal manusia bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Bijaksana, Maha Kuasa, Maha Detil Pengetahuan-Nya, Maha Mendengar, Maha Menjawab, Maha Pemberi rizki, Maha Menentukan waktu, Maha Penolong bagi hamba-Nya? Hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan yang sempurna dan menentukan segalanya yang mengatur pembentukan hujan sedang berbicara kepada akal manusia tentang kekuasaan Tuhannya, sebagian sifat-sifat Penciptanya, keberadaan-Nya. Kalau bukan karena-Nya tidak ada satupun aturan, kesempurnaan, dan perencanaan yang dapat kita saksikan sama sekali.

Kesimpulan

  • Allah Ta’ala adalah Pencipta bumi dan semua pengaturan yang ada padanya.
  • Allah Ta’ala Dialah yang menundukkan matahari dan sinarnya yang panas untuk mengangkat uap air laut melewati ketinggian gunung.
  • Allah Ta’ala Dialah yang mengirim angin, menciptakan awan dan menurunkan hujan.
  • Allah ta’ala Dialah yang mengalirkan sungai-sungai, memancarkan mata air, menampung air dalam tanah dengan wadah bebatuan dan tidak membuatnya hilang di kedalaman bumi.
  • Allah ta’ala Dialah yang menciptakan manusia, hewan, dan tumbuhan kemudian menjamin makanan dan minuman mereka dengan menyediakan sepenuhnya sarana-sarana untuk memperolehnya.
  • Allah Ta’ala Dialah yang Maha Mendengar, Menjawab doa, Menyingkap kesusahan, dan Menyelamatkan hamba-Nya yang terhimpit.
  • Berhala-berhala yang lemah dan alam yang bodoh, tuli dan bisu tidak akan mampu membuat, merencanakan, mendengar dan menjawab.
Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Share 0
Share 0
Topik berkaitan
  • fenomena awan
  • tafakkur alam
  • tafakkur tentang awan
  • tafakur alam
Risalah

Previous Article
yahudi qainuqa
  • Tazkiyah

Hadits-hadits Nabi Tentang Tawadhu

  • 20-11-2020
View Post
Next Article
pexels lisa fotios 1161682
  • Aqidah

Tafakur Tentang Awan dan Makanan(Bag. 2)

  • 07-12-2020
View Post
Anda Mungkin Juga Menyukai
tersesat
View Post
  • Kabar Umat
  • Aqidah

Mengenal Aqidah Syiah Nushairiyah (Aqidahnya Penguasa Terguling Suriah)

Mosque
View Post
  • Wasathiyah
  • Aqidah
  • Fikrul Islami

Memboikot Para Ulama Asy’ariyah?

Malam
View Post
  • Materi Khutbah dan Ceramah
  • Aqidah

Metode Mengenal Allah

Pedukunan
View Post
  • Aqidah
  • Materi Khutbah dan Ceramah

Menjauhi Perbuatan Syirik (Bag. 2)

dark
View Post
  • Materi Khutbah dan Ceramah
  • Aqidah

Menjauhi Perbuatan Syirik (Bag. 1)

ibadah
View Post
  • Materi Khutbah dan Ceramah
  • Aqidah

Refleksi Pandangan HidupTauhid: Aqlun Dzakiyyun

cropped mushaf
View Post
  • Materi Khutbah dan Ceramah
  • Aqidah

Pandangan Hidup Tauhid

Masjid Nabawi 2011
View Post
  • Materi Khutbah dan Ceramah
  • Aqidah

Jalinan Hubungan dengan Allah SWT

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk Anda Para Pembina Umat!
Trending
  • IM Yordania 1
    • Akhbar Dauliyah
    Pernyataan IM Terkait Penangkapan Terbaru di Yordania
    • 24-04-2025
  • Shahifah Ukhuwah MUI scaled 2
    • Kabar Umat
    10 Butir Shahifah Ukhuwah: Komitmen MUI Bersama 62 Ormas Islam untuk Jaga Persatuan Bangsa
    • 24.04.25
  • Brigade Izzudin Al Qasam 3
    • Akhbar Dauliyah
    Siapa Lebih Dulu Tumbang: Penjajah Israel atau Hamas?
    • 26-04-2025
  • Langit Gaza 4
    • Akhbar Dauliyah
    Gaza: Medan Tempur yang Kian Membalikkan Keadaan
    • 26.04.25
  • Palestina 09102023 5
    • Akhbar Dauliyah
    Perang Siang Bolong: Al-Qassam Mengguncang Dominasi Penjajah israel di Gaza Utara
    • 27.04.25
  • Kebakaran Israel 6
    • Akhbar Dauliyah
    Kebakaran Besar Melanda Al-Quds Terjajah, Israel Minta Bantuan Internasional
    • 30.04.25

Forum Dakwah & Tarbiyah Islamiyah adalah Perkumpulan yang didirikan untuk menggalakan kegiatan dakwah dan pembinaan kepada masyarakat secara jelas, utuh, dan menyeluruh.

Forum ini berupaya menyampaikan dakwah dan tarbiyah Islamiyah kepada masyarakat melalui berbagai macam kegiatan dakwah.

Kegiatan dakwah FDTI dilandasi keyakinan bahwa peningkatan iman dan taqwa tidak mungkin dapat terwujud kecuali dengan melakukan aktivitas nasyrul hidayah (penyebaran petunjuk agama), nasyrul fikrah (penyebaran pemahaman agama), dan amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan melarang kemungkaran).

Tag
Afghanistan Al-Aqsha Arab Saudi Arbain Nawawiyah covid-19 Erdogan Gaza hadits arbain Hamas hizbullah Ikhwanul Muslimin india Irak Iran Israel Kemenag Lebanon Ma'rifatul Islam materi khutbah jum'at materi tarbiyah Mesir Muhammadiyah MUI Nahdlatul Ulama Pakistan Palestina Penjajah Israel Persis pks Qatar qawaidud da'wah Ramadhan rasmul bayan Rusia Saudi Arabia sirah nabawiyah Sudan Suriah Taliban Tunisia Turki ushulud da'wah ushulul Islam Wasathiyah Yaman
Komentar Terbaru
  • Dedeh Kurniasih pada Al-Mukhtashar fi Tafsir Al-Qur’anul Karim: QS. Al-Baqarah ayat 21-27
  • Ta’wil Sifat Allah Menurut Salaf - Rosail Store pada Salaf dan Takwil Sifat-sifat Allah
  • Risalah pada Al-Mukhtashar fi Tafsir Al-Qur’anul Karim: QS. Al-Baqarah ayat 21-27
  • Cahyo three pada Al-Mukhtashar fi Tafsir Al-Qur’anul Karim: QS. Al-Baqarah ayat 21-27
  • SYAHBUDIN HASYIM pada Downlod Gratis: 30 Materi Ceramah Ramadhan!
  • Risalah pada Mukadimah Sirah Nabawiyah
Menebar Hidayah ISLAM
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Ketentuan
  • Sitemap

Input your search keywords and press Enter.