Kelompok yahudi di israel silang pendapat terkait izin menyerbu Al-Aqsha. Mayoritas melarang masuk ke Gunung Tempat Ibadah (Masjid Al-Aqsha) karena diyakini bangsa yahudi masih berlumuran dosa, dan cara menyucikannya dengan menyembelih sapi berbulu merah, tanpa sehelai bulu pun berwarna lain, tanpa cacat, belum pernah ditunggangi atau diikatkan tali dan diternak di “tanah israel”. Sedangkan yahudi sayap kanan radikal berpikir keras, serbuan mereka selama ini menjadi legal, dan didukung seluruh yahudi maka fatwa larangan itu harus dibantah, dengan ditemukannya sapi merah yang dimaksud.
Akhir Juli 2023, dilaporkan sapi merah ditemukan, jumlahnya 5 ekor, dikirim dari Texas AS kini disembunyikan di tempat rahasia oleh israel. Syaratnya sapi merah tersebut berusia 2 tahun (tersisa 5 bulan lagi) untuk kemudian disembelih, dibakar di Gunung Zaitun (berhadapan dengan Al-Aqsha) lalu abunya digunakan untuk menyucikan bangsa yahudi. Setelah itu baru mereka diizinkan menyerbu Masjid Al-Aqsha, sehingga berpotensi merobohkannya dan menggantinya dengan Kuil Sulaeman. Dalam konteks ini, apabila tercapai, tidak ada lagi fatwa penghalang bagi orang yahudi di seluruh dunia untuk menyerbu Masjid Al-Aqsha.
Proyek sapi merah ini didukung oleh penuh pemerintah israel, yang didominasi oleh kelompok sayap kanan radikal. Apabila rencana ritual penyembelihan sapi merah terlaksana, dan jutaan yahudi dunia leluasa menyerbu Masjid Al-Aqsha, maka potensi perang agama akan terjadi. Terlebih yahudi meyakini Al-Masih yang dinanti akan datang melalui ritual ini.
Kendati demikian terjadi perdepatan terkait keabsahan sapi yang diklaim sesuai kriteria ini. Pertama, sapi ini berasal dari Texas, tidak lahir dan diternak di “tanah israel”. Kedua, diyakini sapi merah muncul sekali dalam 2000 dan itu pun seekor, namun kini ada 5 ekor, dicurigai hasil rekayasa genetik. Ketiga, dari asalnya Texas, dikirim oleh kelompok Kristen Evangelis di Amerika sponsor yahudi radikal. Keempat, kental kepentingan politik, dengan menghadirkan sapi merah dan pelaksanaan ritualnya, penyerbuan terhadap Masjid Al-Aqsha menjadi legal dan yahudi bersatu, di lain sisi dukungan yahudi tanpa terkecuali kepada pemerintahan Netanyahu semakin menguat.
Sumber: AlQastal News