Syaikh Yusuf Qardhawi menceritakan kenangannya ketika beliau masih duduk di bangku SMA; di Thantha Mesir ada makam Sayyid Ahmad al-Badawi yang sangat terkenal. Masyarakat awam Mesir menganggap Ahmad al-Badawi sebagai salah satu dari empat wali Allah paling besar. Keempatnya berbagi dunia untuk mereka kuasai dan memenuhi keperluan penghuninya. Bahkan sebagian guru Qaradhawi muda ada yang menghabiskan waktu siang dan malam di sisi makam Sayyid al-Badawi!
Qaradhawi muda pernah berdiskusi dengan salah seorang gurunya, seorang ahli fiqh yang hanif, hanya saja dia termasuk kelompok yang menyucikan tasawuf dan para wali. Suatu saat ia mengajarkan materi kurban dalam pelajaran fiqih.
Qaradhawi muda berkata, “Syaikh, orang-orang telah mengabaikan sunnah ini. Sangat sedikit dari mereka yang mau berkurban. Saya yakin para syaikh bisa menjadi teladan bagi mereka dalam hal ini dan para syaikh sangat mungkin mengingatkan mereka atas sunnah ini.”
Syaikh berkata, “Kemampuan materi orang-orang sudah tidak memadai untuk itu.”
Qaradhawi muda berkata, “Akan tetapi pada momentum lain mereka menyembelih hewan, padahal itu bukan sunnah.”
Syaikh bertanya, “Apa maksudmu?”
Qaradhawi muda berkata, “Maksud saya, mereka menyembelih hewan pada hari kelahiran Sayyid al-Badawi. Saat hari kelahirannya, puluhan atau ratusan bahkan ribuan domba disembelih, sedangkan pada hari raya Idul Adha sangat sedikit orang yang berkurban. Seandainya para syeikh mengarahkan mereka kepada sunnah ini—daripada menyembelih untuk Sayyid al-Badawi—lebih baik mereka menyembelih pada hari raya Idul Adha sehingga mereka menghidupkan sunnah. Bahkan seandainya mereka tidak menyedekahkan daging kurban sedikit pun, bahwa mengalirkan darah kurban berarti menghidupkan salah satu ritual Islam, ‘Fa shalli li Rabbika wanhar.’”
Ketika Qaradhawi muda mengatakan itu, Syaikh rahimahullah membentak dan mengeluarkan Qaradhawi muda dari kelas.
Potongan kisah tersebut memberi pelajaran kepada kita bahwa tidaklah suatu kaum menghidupkan bid’ah dan menyibukkan diri dengannya, kecuali mereka telah mematikan sunnah yang semisal dengannya.
Sumber: Bid’ah dalam Agama, Yusuf Qaradhawi, Gema Insani: Jakarta