Sejumlah media yang berafiliasi ke milisi Houtsi mengabarkan bahwa jumlah korban tewas serangan pesawat tempur yang dilakukan oleh koalisi Saudi bertambah jadi 82 korban tewas dan 266 korban luka-luka.
Menteri luar negeri AS juga merespon serangan tersebut. Antony Blinken mengatakan bahwa negaranya sangat prihatin dengan makin meningkatnya kekerasan di Yaman. Blinken mengatakan akan melakukan komunikasi via telepon dengan menteri luar negeri Saudi Pangeran Faishal bin Farhan.
Sebelumnya, media setempat mengabarkan bahwa setidaknya 70 orang tewas dalam serangan di sebuah penjara di Saada, Yaman utara, dan Houthi menuduh koalisi militer pimpinan Saudi yang melakukannya, tetapi koalisi membantahnya.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (21/01/22) Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengutuk “serangan udara koalisi pimpinan Saudi yang menargetkan sebuah penjara di Saada dan mengakibatkan setidaknya enam puluh orang tewas dan lebih dari seratus terluka diantaranya adalah para tahanan.
Guterres juga mengkonfirmasi bahwa “serangan udara lainnya tercatat di tempat lain di Yaman, serta kematian dan cedera di antara warga sipil, termasuk anak-anak,” ia menyerukan “penyelidikan cepat, efektif dan transparan” terhadap peristiwa ini dengan tujuan meminta pertanggungjawaban pelaku.
Ditempat lain, serangan koalisi di Hodaida, Yaman barat menewaskan tiga anak, menurut Save the Children. Houthi mengatakan mereka (Koalisi) menargetkan gedung komunikasi yang menyebabkan Internet terputus dari sebagian besar Yaman sejak Jumat pagi.
Tujuh organisasi non-pemerintah yang bekerja di bidang kemanusiaan di Yaman mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa di antara para korban (penjara Saada) ada banyak imigran, mereka mencatat bahwa penjara itu dimaksudkan untuk menampung para imigran disana.
Koalisi yang dipimpin Saudi membantah laporan bahwa mereka telah menargetkan pusat penahanan di provinsi Saada, dan menekankan bahwa laporan ini “tidak berdasar.”
Dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh Kantor Berita resmi Saudi (SPA), Turki Al-Maliki, juru bicara pasukan koalisi mengatakan bahwa “kepemimpinan pasukan gabungan koalisi akan menindaklanjuti apa yang dilaporkan oleh beberapa media Houthi yang didukung Iran yang mengumumkan bahwa koalisi menargetkan sebuah pusat penahanan di provinsi Saada saat fajar pada hari Jumat (21/01/22)”.
Ketegangan meningkat di Yaman dalam beberapa pekan terakhir setelah Brigade Raksasa yang didukung UEA mengusir milisi Houthi keluar dari provinsi Shabwa, merusak kampanye berbulan-bulan mereka untuk merebut kota utama Maarib lebih jauh ke utara.
Sumber: TRTarabi, Aljazeera.