Pemimpin kelompok Hizbullah Libanon, pada hari Kamis (9/6), mengancam akan menyerang anjungan gas yang didirikan Israel di Laut Mediterania, namun diklaim Libanon berada di wilayah maritim yang masih disengketakan kedua negara tersebut.
Israel mengatakan lokasi itu adalah bagian dari zona ekonomi eksklusif yang diakui PBB.
Hassan Nasrallah dari Hizbullah, sekutu setia Iran, mengecam Israel, dalam acara yang disiarkan televisi, dengan menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Israel di wilayah tersebut merupakan provokasi.
Hal itu diungkapkan setelah peringatan yang disampaikan Presiden Lebanon Michel Aoun pada hari Minggu lalu yang mengatakan bahwa negosiasi perbatasan laut antara kedua negara belum selesai, kemudian menambahkan bahwa setiap langkah yang dilakukan Israel, seperti pengeboran di ladang Karish yang menurut Beirut masih disengketakan, maka dianggap sebagai “sebuah tindakan provokasi dan permusuhan.”
Awal pekan ini, Energean Power, unit produksi, penyimpanan, dan pembongkaran terapung milik perusahaan eksplorasi dan produksi energi Energean, tiba di ladang Karish. Perusahaan tersebut terdaftar di London dan Tel Aviv dan kedatangan kapal tersebut memicu alarm Lebanon.
Aoun dan Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati mengundang utusan AS yang menengahi antara Lebanon dan Israel untuk kembali ke Beirut untuk mencoba dan membuat kesepakatan. Amos Hochstein, penasihat senior untuk keamanan energi di Departemen Luar Negeri AS, diperkirakan akan tiba di Beirut dalam beberapa hari ke depan.
Pembicaraan tidak langsung yang dimediasi AS antara Lebanon dan Israel telah terhenti selama berbulan-bulan di tengah ketidaksepakatan di Lebanon mengenai seberapa besar wilayah yang disengketakan itu.
Nasrallah mengatakan Israel harus menunggu hasil negosiasi dan setiap pengeboran yang dilakukan sebelum kesepakatan akan dianggap sebagai serangan langsung ke Lebanon.
“Semua opsi ada di atas meja,” katanya, seraya menambahkan bahwa semua tindakan keamanan yang dilakukan militer Israel tidak akan dapat melindungi anjungan gas tersebut.
Kapal dan pemiliknya, katanya, harus tahu bahwa mereka adalah “mitra dalam agresi di Lebanon yang terjadi hari ini,” kata Nasrallah, menyerukan penarikan segera dari daerah itu. “Mereka bertanggung jawab penuh atas segala kemungkinan yang terjadi pada kapal ini, baik kerusakan material maupun terhadap awaknya.”
SUMBER: AP NEWS