Hungaria hari Jum’at kemarin menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina di Budapest, tawaran tersebut disampaikan sehari setelah tentara Rusia menginvasi Ukraina.
Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szyjjarto mengatakan bahwa dia telah menghubungi mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov , dan direktur administrasi kepresidenan Ukraina, Andrei Yermak.
Pernyataan itu terjadi beberapa jam setelah Sergei Nikiforov, juru bicara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky , mengumumkan pada hari Jumat bahwa Ukraina dan Rusia sedang mendiskusikan untuk menyepakati tempat dan tanggal untuk pembicaraan.
“Ukraina telah siap untuk pembicaraan gencatan senjata dan perdamaian,” tambah juru bicara Nikiforov .
“Saya menyarankan mereka melakukan pembicaraan di Budapest . (Ini) tempat yang aman. Mereka berterima kasih kepada saya atas tawaran itu dan mengatakan mereka akan mempelajarinya,” jelasnya dalam video Facebook.
“Kami berharap mencapai kesepakatan untuk memulai pembicaraan dalam beberapa jam atau beberapa hari ke depan,” tambahnya.
Rusia sebelumnya telah mengumumkan kesiapannya untuk mengadakan pertemuan dengan delegasi Ukraina di ibukota Belarusia , Minsk , tetapi mereka menuntut penyerahan diri tentara Ukraina sebelum “negosiasi” dilakukan.
Terkait statement Moskow, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menanggapi, “Kami melihat bahwa Moskow mengusulkan agar diplomasi dilakukan di bawah ancaman senjata, sementara Moskow menargetkan warga sipil dengan bom, misil, dan artilerinya.”
Moskow Veto Rancangan Resolusi PBB.
Sementara itu, di majelis Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat kemarin, Rusia memveto rancangan resolusi yang dirancang oleh Amerika Serikat dan Albania, yang mengutuk “dengan keras agresinya terhadap Ukraina” dan memintanya untuk menarik pasukannya dari negara itu dengan “segera”.
Sebelas dari 15 anggota dewan memberikan suara mendukung rancangan resolusi tersebut, sementara tiga negara abstain yaitu China, India dan Uni Emirat Arab.
Sejak dimulainya invasi militer ke Ukraina pada Kamis malam, Rusia , yang dituduh oleh Barat dan Sekretaris Jenderal PBB melanggar piagam badan dunia itu, mengatakan bahwa mereka bertindak membela diri berdasarkan Pasal 51 dokumen pendirian organisasi.
Sumber: Skynewsarabia.