Agar masyarakat dalam Pemilu 2024 nanti tidak memilih pasangan seperti “memilih kucing dalam karung”, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah akan gelar Dialog Publik bagi ketiga capres-cawapres pada Bulan November ini.
Muhammadiyah menginginkan adanya kemajuan dalam proses konstitusi, hal itu sebagai amanat dari reformasi. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir dengan jelas menyebut, Muhammadiyah tidak ingin demokrasi di Indonesia berlaku sebatas prosedural saja.
“Demokratisasinya bukan cuma prosedural, tapi juga harus substantif. Semua orang fair, konstitusi dijaga, aturan dijaga, hingga kemudian kita bisa nyaman,” kata Haedar di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Surabaya.
Demokrasi substansial dilakukan oleh Muhammadiyah dengan langkah yang elegan, salah satunya melalui penyelenggaraan Dialog Publik bagi ketiga capres-cawapres yang akan berlaga pada Pemilu 2024 mendatang. Saat ini PP Muhammadiyah sudah mengirimkan undangan, dan menunggu konfirmasi dari masing-masing pihak.
“Ini sedang proses, Mas Sekum (Abdul Mu’ti) sedang diproses karena baru kemarin undangan dikirim secara langsung. Jadi Sekum dengan tim sengaja datang juga untuk menunjukan bahwa kita serius dan kita mengayomi semua pasangan,” tuturnya.
Di hadapan awak media seusai menyampaikan Amanat Perayaan Milad ke-111 Muhammadiyah oleh PWM Jatim ini, Haedar juga menambahkan bahwa Muhammadiyah memberikan keleluasaan bagi warga persyarikatan dalam memilih capres-cawapres.
Warga Persyarikatan Muhammadiyah diharapkan menentukan pilihannya sesuai dengan tanggung jawab, kecerdasan, kearifan, dan hati demi kemaslahatan bangsa dan negara. Haedar juga tegas menyampaikan, Muhammadiyah tidak akan mengarah ke satu calon.
Selain itu, dalam mewujudkan demokrasi substantif, Muhammadiyah juga berpesan supaya “wasit” pertandingan di Pemilu harus adil dan jujur, serta pemainnya menjunjung sportifitas. Menurutnya, jika hal itu dilaksanakan sebagaimana mestinya akan membawa pertandingan yang enak untuk diikuti.
“Seperti pertandingan sepak bola, wasitnya jujur, para pemainnya menjunjung tinggi sportifitas. Tapi seringkan penonton itu ribut karena wasit tidak adil, permainan kotor, wafia pertandingan dan seterusnya,” pesan Haedar.
Haedar berharap ketiga capres-cawapres dan tim legowo, dan siap untuk menghadiri undangan tersebut. Forum Dialog Publik tersebut sebagaimana garis yang ditetapkan oleh organisasi, Muhammadiyah tidak akan memihak ke salah satu paslon.