Dua Jenis Kehidupan Manusia
Tanya: Terbagi berapakah kehidupan manusia itu?
Jawab: Kehidupan manusia terbagi dua: kehidupan pendek di Darul ‘Amal dan kehidupan abadi di Darul Jaza.
Darul Amal
Tanya: Apakah Darul ‘Amal itu?
Jawab: Darul ‘Amal (tempat beramal) adalah bumi atau dunia yang kita tempati sekarang ini sampai batas waktu tertentu yang amat singkat. Ia adalah tempat dan waktu yang diberikan kepada kita untuk melakukan amal yang kita kehendaki seperti orang-orang sebelum kita yang juga telah mengalaminya. Allah Ta’ala berfirman,
أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَكَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعْجِزَهُ مِنْ شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ عَلِيمًا قَدِيرًا وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِعِبَادِهِ بَصِيرًا
“Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu adalah lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (Fathir (35): 44-45).
Setiap lewat sehari, kesempatan hidup pun berkurang dan kita semakin dekat dengan Darul Jaza (negeri balasan). Dan bila kesempatan itu benar-benar habis, hidup di dunia ini terasa kurang dari sesaat. Allah swt berfirman:
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَنْ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ
“Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk.” (Yunus (10): 45).
Darul Jaza
Tanya: Lalu apa yang dimaksud dengan Darul Jaza?
Jawab: Darul Jaza adalah negeri akhirat tempat manusia mendapatkan balasan semua perbuatannya di Darul Amal. Sedangkan maut adalah titik perpindahan dari Darul Amal ke Darul Jaza. Generasi yang hidup saat ini termasuk Anda maksimal 100 tahun lagi akan mendapatkan balasan atas amal perbuatan yang saat ini dikerjakan. Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
“Katakanlah: ‘Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.’ Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): ‘Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.'” (As-Sajadah (32): 11-12).
وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُونَ وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا بَلَى وَلَكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ قِيلَ ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ وَتَرَى الْمَلَائِكَةَ حَافِّينَ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَقِيلَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan. Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: ‘Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?’ Mereka menjawab: ‘Benar (telah datang)’. Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka): ‘Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya’ Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: ‘Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya’. Dan mereka mengucapkan: ‘Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam syurga di mana saja yang kami kehendaki; maka syurga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal’. Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat berlingkar di sekeliling ‘Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: ‘Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam'”. (Az-Zumar (39): 70-75).
Hari Akhir adalah Bukti Keadilan Ilahi
Tanya: Apakah dalil seorang mu’min terkait imannya kepada hari akhir?
Jawab: Dalil terpenting adalah informasi semua rasul tanpa kecuali tentang hakikat hari akhir yang mereka terima dari Allah Ta’ala, dan mereka adalah orang-orang yang telah menunjukkan kepada manusia bukti-bukti kebenaran risalah mereka. Di samping itu ada juga dalil-dalil ‘aqli (logika).
Tanya: Apa saja dalil aqli itu?
Jawab: Banyak sekali, diantaranya adalah dalil logika keadilan ilahi.
Tanya: Apa maksud dalil logika keadilan ilahi?
Jawab: Dalam diri manusia ada perasaan cinta kepada keadilan, perasaan yang membuatnya membenci kezaliman. Pencipta perasaan cinta keadilan dalam diri manusia ini adalah Allah Ta’ala Pencipta manusia, dan merupakan aksioma bahwa Sang Pencipta lebih agung dan lebih sempurna dari ciptaan-Nya, dan bagi Allah segala perumpamaan yang sempurna.
Jadi, keadilan Allah Ta’ala jelas Maha sempurna sedangkan makhluknya tidak. Jika rasa keadilan dalam diri manusia menolak perlakuan sama antara orang zalim dan yang terzalimi, antara pembunuh dengan korban terbunuh, orang yang taat dengan yang membangkang, maka keadilan ilahi yang sempurna tentunya lebih menolak penyamaan antara si zalim dengan yang dizalimi, antara pembunuh dan terbunuh, antara yang taat dan yang melakukan maksiat, antara mu’min dengan kafir, dan antara orang baik dan orang jahat. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الْأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat ma’siat?” (Shad (38): 27-28).
Namun kita tidak mendapati keadilan sempurna di dunia, belum ada balasan yang setimpal atas semua perbuatan manusia yang baik maupun buruk. Dengan logika keadilan ilahi yang tak mungkin diragukan, kita beriman bahwa penghitungan dan balasan amal yang seadil-adilnya itu akan kita temui di hari akhir sebagaimana diinformasikan oleh semua rasul alaihimussalam.
Kesimpulan
- Kehidupan manusia terbagi dua: kehidupan singkat di Darul Amal, dan kehidupan abadi di Darul Jaza, sedangkan kematian adalah titik perpindahan antara keduanya.
- Siapa yang beramal shalih di dunia, Allah swt akan membalasanya dengan ganjaran pahala. Barangsiapa berbuat buruk, Allah swt mengancamnya dengan hukuman setimpal. Allah swt juga mengutus para rasul kepada manusia dan mereka telah membuktikan kebenaran pengakuan kerasulan mereka lalu menyampaikan wahyu Allah yang diantaranya berisi keimanan kepada hari akhir dan apa yang terjadi di sana.
- Keadilan Allah swt maha sempurna, dan konsekuensinya adalah perlakuan yang tidak sama antara yang jahat dan yang baik. Di dunia ini ganjaran untuk orang yang baik belum sempurna, begitu pula hukuman bagi orang jahat. Oleh karenanya Allah swt menjadikan hari akhir untuk menyempurnakan penghargaan kepada orang-orang yang telah berbuat baik dan mengadili serta menghukum orang-orang yang ingkar kepada-Nya.
*****
Beberapa Keadaan Hari Akhir
Kehidupan Barzakh
Tanya: Apa makna Barzakh?
Jawab: Al-Barzakh (secara etimologis – pen) artinya al-hajiz (pembatas antara dua hal).
Tanya: Sedangkan Kehidupan Barzakh?
Jawab: Kehidupan Barzakh adalah yang akan kita alami (sejak kematian) sampai qiyamat datang saat Allah Ta’ala membangkitkan semua manusia untuk memenuhi perhitungan amal. Firman Allah Ta’ala,
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar Aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja dan di hadapan mereka ada Barzakh (dinding) sampal hari mereka dibangkitkan.” (Al-Mu’minun: 99 – 100)
Tanya: Adakah ganjaran kebaikan atau hukuman kejahatan di Barzakh?
Jawab: Ya, pembalasan amal dimulai di dalam di awal kehidupan Barzakh, diantaranya berupa azab kubur. Firman Allah Ta’ala,
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang[1], dan pada hari terjadinya kiamat (dikatakan kepada malaikat): ‘Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras'”. (Ghafir (40): 46).
Allah Ta’ala mengisahkan kehidupan para syuhada di alam Barzakh sebelum hari kiamat:
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Ali Imran (3): 169-170).
Al-Ba’ts wa An-Nusyur (Hari Kebangkitan dan Hidup Setelah Mati)
Tanya: Setelah kehidupan Barzakh?
Jawab: Allah Ta’ala membangkitkan manusia di hari kiamat untuk menyempurnakan perhitungan amal. Dia berfirman:
إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا
“Sesungguhnya hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok.” (An-Naba (78): 17-18).
‘Ardhul A’mal (Diperlihatkannya Amal)
Tanya: Apa yang terjadi setelah berkumpulnya manusia di Mahsyar pada hari akhir?
Jawab: Kemudian setelah itu diperlihatkan semua amal dalam Al-Kitab (buku catatan amal). Firman Allah Ta’ala,
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: ‘Aduhai celaka kami, Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun'”. (Al-Kahfi (18): 49).
Juga lidah, tangan, kaki, dan kulit akan menjadi saksi atas perbuatan manusia. Firman Allah Ta’ala,
حَتَّى إِذَا مَا جَاءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا قَالُوا أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: ‘Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?’ Kulit mereka menjawab: ‘Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan'”. (Fushilat (41): 20-21).
يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (An-Nur (24): 24).
Al-Mizan (Timbangan)
Tanya: Apa yang dimaksud dengan Mizan (timbangan) di hari kiamat?
Jawab: Allah Ta’ala meletakkan mizan-mizan yang adil di hari kiamat untuk mengukur kebaikan dan keburukan. Firman Allah Ta’ala,
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (Al-Anbiya (21): 47).
فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ
“Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka jahannam.” (Al-Mu’minun (23): 102-103).
Al-Haudh
Tanya: Apakah Al-Haudh itu?
Jawab: Al-Haudh adalah telaga yang dimiliki oleh setiap nabi di mana ia dan umatnya minum airnya setelah berdiri dan berkumpul di Mahsyar dan sebelum masuk surga. Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki haudh yang airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, dan lebih harum dari misik (kesturi). Siapa yang telah meminumnya seteguk saja tidak akan merasa haus selama-lamanya. Disebutkan dalam shahih Bukhari dari Abdullah bin Amr bin Ash ra bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
حَوْضِي مَسِيرَةُ شَهْرٍ مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنْ اللَّبَنِ وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنْ الْمِسْكِ وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ مَنْ شَرِبَ مِنْهَا فَلَا يَظْمَأُ أَبَدًا
“Telagaku (panjangnya) selama perjalanan sebulan, airnya lebih putih dari susu, baunya lebih harum dari kesturi, jumlah bejana (alat untuk meminumnya) seperti bintang-bintang di langit, siapa yang telah meminum airnya tidak akan merasa haus selama-lamanya. (HR. Bukhari).
Ash-Shirath
Tanya: Apakah Shirath itu?
Jawab: Shirath adalah jalan yang diletakkan di atas jahannam yang akan dilalui oleh semua manusia setelah mereka berdiri di Mahsyar. Penduduk surga akan melaluinya untuk menuju surga, sedangkan penduduk neraka akan terjatuh ke neraka. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِن مِّنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّا ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوا وَّنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
“Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu (dengan melalui shirath). Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (Maryam (19): 71-72).
Al-Jannah
Tanya: Apakah Jannah itu?
Jawab: Jannah (surga) adalah tempat tinggal terakhir bagi orang-orang yang beriman yang merupakan cita-cita setiap mu’min di mana ia menemukan balasan keimanannya yang benar dan amal-amalnya yang shalih. Firman Allah Ta’ala,
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : ‘Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah (2): 25).
An-Nar
Tanya: Apakah Nar itu?
Jawab: Kebaikan akan dibalas oleh Allah swt dengan kenikmatan surga, sedangkan kejahatan dibalas dengan nar (neraka) sesuai besarnya dosa yang telah mereka lakukan. Firman Allah Ta’ala,
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ نَارٌ حَامِيَةٌ
“Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.” (Al-Qari’ah (105): 8-11).
Kesimpulan
- Setelah kematian manusia berpindah ke kehidupan Barzakh, di dalamnya mereka menemukan sejumlah balasan amal mereka.
- Allah swt akan membangkitkan semua manusia sesudah hidup di dunia menuju hari perhitungan, kemudian amal mereka diperlihatkan.
- Amal manusia akan ditimbang, siapa yang ringan amal kebaikannya, maka tempat tinggalnya di neraka jahannam.
- Setiap nabi memiliki telaga dimana ia dan umatnya meminumnya sesudah manusia berkumpul di padang mahsyar. Nabi kita Muhammad saw memiliki telaga yang airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, dan lebih wangi dari kesturi.
- Surga adalah tempat tinggal penuh kenikmatan bagi orang-orang yang beriman.
- Neraka adalah tempat tinggal penuh azab bagi orang-orang munafik dan orang-orang kafir.
Catatan Kaki:
[1] Maksudnya: ditampakkan kepada mereka neraka pagi dan petang sebelum hari berbangkit. Dalam ayat ini Allah swt menyebutkan dua jenis azab yang berbeda untuk Fir’aun dan para pengikutnya: azab yang lebih pedih pada hari kiamat, dan azab pagi dan petang sebelum hari kiamat yakni azab kubur.